KONSEP DASAR KELUARGA DAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
Diajukan untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Tahun Ajaran 2013/2014
Disusun oleh: Kelompok 1
Adman
Fuji Laili Purnama
Redi
Putri Yani Devi Yanti
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN
POLTEKKES YAPKESBI SUKABUMI
2013
KATA PENGATAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yaitu tentang konsep Dasar Keluarga dan keluarga sebagai unit pelayanan.
Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umatnya.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyususnan makalah ini dan terima kasih kepada bapak Suprapto sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga yang selalu sabar membimbing kami.
Sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik kami harapkan, untuk meningkatkan bobot makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Sukabumi, 25 septrmber 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulis ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN KONSEP DASAR
A. Pengertian................................................................................................................ 7
B. Bentuk-Bentuk Keluarga ........................................................................................ 8
C. Tugas Kesehatan Keluarga...................................................................................... 10
D. Struktur dan Fungsi Keluarga.................................................................................. 10
E. Peran Perawat Keluarga........................................................................................... 11
F. Nilai – Nilai Keluarga.............................................................................................. 12
G. Sistem Keluarga....................................................................................................... 12
H. Tahapan Keluarga.................................................................................................... 12
I. Perawatan Kesehatan Keluarga............................................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
A. Pengertian ............................................................................................................... 15
B. Beban Kasus Keluarga............................................................................................. 15
C. Tingkat kemandirian keluarga ................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dalam bentuk bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, pedoman standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian keluarga?
2. Apa yang di maksud asuhan keperawatan keluarga?
3. Kenapa keluarga sebagai unit pelayanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata keperawata keluarga.
Untuk memenuhi tugas mata keperawata keluarga.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui:
a. Konsep dasar keluatga.
b. Definisi keluarga.
c. Definisi keperawatan keluaraga.
d. Keluarga sebagai unit pelayanan
BAB II
PEMBAHASAN KONSEP DASAR
A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Sudiharto, 2007 : 22)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Marilyn M. Friedman).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran dan mempertahankan budaya yang umum. Meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosialdari tiap anggota (Duvall).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya).
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup berssama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (Sri Setyowati, 2008 : 75)
B. Bentuk-Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
1. Keluarga inti (Nuclear Family) Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2. Keluarga besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families).
3. Keluarga Campuran (Blended Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri anak-anak kandung dan anakanak tiri.
4. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak yang tinggal bersama.
5. Keluarga orang tua tunggal. Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
6. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki kepercayaan bersama.
7. Keluarga Serial (Serial Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masingmasing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.
8. Keluarga Gabungan (Composite Family) Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan 2 bentuk keluarga, yaitu:
a. Keluarga Tradisional (Traditional Family)
· Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersamasama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.
· Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga.
· Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family) Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-anak mereka telah tidak tinggal bersama.
· Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family) Keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal dunia.
· Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone) Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita yang hidup secara membujang.
· Keluarga tiga generasi (Three Generation Family) Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka.
· Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age or Aldert Couple) Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia pertengahan atau lanjut.
· Keluarga jaringan keluarga (Kin Network) Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.
· Keluarga karier kedua (Second Carrier Family) Keluarga inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif lagi kerja.
b. Keluarga Non Tradisional
Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap melanggar norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama. Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri. Dibedakan 5 macam sebagai berikut :
· Keluarga yang hidup bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggungjawab bersama serta memiliki kekayaan bersama.
· Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried Parents and Children Family): pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.
· Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with children Family): keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan sah.
· Keluarga pasangan tinggal bersama (Combifity Family): keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah.
· Keluarga homoseksual (Homoseksual Union) adalah keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup bersama sebagai suami istri. (Sudiharto, 2007 :23).
C. Tugas Kesehatan Keluarga
Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan, tugas keluarga merupakan faktor utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedmann 1998 adalah sebagai berikut:
1. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga lembaga-embaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik. (Sri Setyowati, 2007 : 32).
D. Struktur dan Fungsi Keluarga
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Menurut Friedman (1999) ada lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
2. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial.
3. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.
5. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarg untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. (Sudiharto, 2007 : 24).
E. Peran Perawat Keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
2. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.
3. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga.
4. Menerima dan mengakui struktur keluarga.
5. Menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
5. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
6. Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.
8. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. (Sudiharto dan Sri Setyowati, 2007 : 29 dan 43)
F. Nilai – Nilai Keluarga
1. Niai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga meruapakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
2. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga.
3. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelasaikan masalah.
G. Sistem Keluarga
1. Komponen: Dalam suatu keluarga masing – masing anggota mempunyai sifat interdependensi, interaktif dan mutual.
2. Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter)yang digunakan untuk menyeleksi informasi yang masuk dan yang keluar. Batasan masing – masing keluarga akan berbeda ttergantung dari beberapa factor seperti : sosial, budaya, ekonomi dan lain – lain.
3. Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari system yang lebih luas yaitu masyarakat.
4. Terbuka (Batas yang permeable) diaman didalam keluarga terjadi pertukaran antar system.
5. Mempunyai : Masing – masing keluarga mempunyai organisasi / struktur yang akan mempengaruhi fungsi yang ada dari anggotanya.
H. Tahapan Keluarga
Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
b. Membiana hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memilki anak.
Tahap II. Keluarga “Child bearing” (Kelahiran anak Pertama
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Tahap III. Kelurga dengan anak Prasekolah
a. emenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Tahap IV. Keluarga Dengan Anak Sekolah
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekoalah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Tahap V. Keluarga Dengan Anak Remaja
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari perdebatan, permusuhan dan kecurigaan.
d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Tahap VI. Keluarga Dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
a. Memperluas keluarga inti menjasi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua suami / istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tahap VII. Keluarga Usia Lanjut
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
I. Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga (family Health Nursing) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima perawatan dibagi 3 tingkat, yaitu : tingkat individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat community atau masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
A. Pengertian
Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembag yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah – masalah kesehatan yang ada dalam kelompoknya itu sendiri.
Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Dalam memelihara pasien sebagai individu, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam pemeliharaanya
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha – usaha kesehatan masyarakat.
B. Beban Kasus Keluarga
Beban kasus keluarga (family care Load) adalah jumlah macam kasus dalam keluarga yang dipelihara / dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga yang mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan yang rendah. Hal ini dapat dimengerti karena kebutuha akan pelayanan dan bimbingan perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
C. Tingkat kemandirian keluarga
Tingkat kemandirian keluarga (Depkes, 2006)
Keluarga Mandiri Tingkat I
a. Menerima petugas perawatan kesehatan kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan
Keluarga mandiri Tingkat II
a. Menerima petugas perawatan kesehatan. Kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang dibrikan sesuai dengan rencana keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakuka perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
Keluarga Mandiri Tingkat III
a. Menerima petugas perawatan kes. Kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang di anjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
Keluarga Mandiri Tingkat IV
a. Menerima petugas perawatan kes.kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
B. Saran
Dengan adanya tugas ini penulis lebih memahami tentang konsep keperawatan keluarga dan keluarga sebagai unit pelayanan, serta dapat memperaktekan dengan baik. Dengan adanya hasil makalah ini di hrapkan dapat di jadikan sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Widya Medika
Departemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar